Hari ke-29
Oleh : Nang Nayoko Aji
Mulutmu harimaumu. Itulah kalimat yang sering digunakan untuk menggambarkan bahaya lisan kita. Ketika seseorang melontarkan ucapan, maka ucapan itu tak bisa ditarik kembali. Sekali kata itu keluar dari mulut maka kata itu tak bisa kembali, oleh karena itu sebelum berbicara sebaiknya dipikir terlebih dahulu agar bijak dalam berkata-kata.
Hendaklah sebagai umat muslim, kita dapat mengontrol apa yang akan kita ucapkan. Seorang mukmin yang ingin menjaga agama dan hatinya, akan berusaha sedikit bicara. Hal ini dikarenakan bukan tidak mungkin sebuah ucapan yang barangkali tidak sengaja, dapat mendatangkan murka Allah.
Ucapan buruk mencela orang, memaki, menerangkan keburukan-keburukan orang lain, menyinggung perasaan seseorang, dan sebagainya merupakan salah satu pintu dosa yang amat rawan (dosa yang berawal dari mulut). Tahukah anda membicarakan orang lain itu dosa besar, itu disebut gibah.
Banyak orang yang bisa mengendalikan hawa nafsu dan syahwatnya, namun hanya beberapa yang dapat mengendalikan lidah dan ucapan. Padahal, Allah SWT tidak menyukai dan membenci hamba-hambaNya yang suka mengucapkan kata-kata kotor.
“Allah tidak menyukai ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya. Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. An Nisaa: 148)
#30harimenulis
#30haripunyanaskah
#siapataujadibuku
#alineakuchallenge
#alineakuwriter
#alineakuNayokoAji
#harike29
Komentar
Posting Komentar