Langsung ke konten utama

KONTROVERSI KLAIM BUDAYA INDONESIA OLEH MALAYSIA

 

Isu klaim budaya antara Indonesia dan Malaysia akhir-akhir ini kembali marak terutama di dunia maya. Netizen Indonesia dan Malaysia riuh pasca IShowSpeed (youtuber, content creator, influenser dari AS) melakukan streaming di Malaysia pada tanggal 17 September 2024. Ada warga Malaysia yang memberikan baju batik pada IShowSpeed. Warga Malaysia itu mengatakan kepada IShowSpeed bahwa Batik itu asli dari Malaysia.

Peristiwa berikutnya, Malaysia dianggap klaim Budaya Minangkabau di Ajang Kostum Interasional Miss Cosmo. Ajang Kecantikan Internasional Miss Cosmo 2024 digelar di Taman Tepi Sungai Saigon, Kota Ho Chi Minh, Vietnam, pada 5 Oktober 2024. Kostum yang diklaim Malaysia itu menampilkan ciri khas baju adat Minang dari Indonesia.

Kontroversi klaim budaya antara Indonesia dan Malaysia dalam sengketa warisan budaya sering terjadi karena kompleksitas dinamika antar kedua negara yang melibatkan aspek sejarah, politik, dan identitas budaya. Klaim warisan budaya menekankan perlunya pendekatan yang hati-hati dan berbasis bukti dalam menyelesaikan konflik.

Kalau kita perhatikan dari debat antar netizen Indonesia dan Malaysia dapat terlihat bahwa Malaysia terlambat membina sebagai sebuah negara bangsa, sehingga terkesan baru mencari jati diri mengikuti Indonesia. Malaysia tidak mampu membina sebagai satu negara bangsa Malaysia. Malaysia hanya bisa menahbiskan diri sebagai bangsa Melayu. Itu saja Malaysia tidak bisa lepas dari bayang-bayang Indonesia, karena Melayu Semenanjung tidak akan kelihatan besar tanpa menyenggol apa yang sudah ada di wilayah Indonesia sekarang.

Kesulitan Malaysia menasbihkan diri sebagai bangsa Melayu karena faktanya pusat peradaban Melayu bukan di Semenanjung, tetapi lebih di Sumatra (Indonesia). Tanah Melayu berawal di Sumatra dan Semenanjung Medini (Malaya) bukanlah tanah melayu asli namun orang-orang yang sekarang disebutkan Melayu disana adalah diaspora suku-suku yang ada di Nusantara (kebanyakan dari wilayah Indonesia).

Pusat peradaban Melayu, jumlah populasi dan sebaran wilayah Melayu sebagian besar ada di Indonesia. Bahkan istilah Melayu dikenal pada tahun 100 - 150M untuk menyebut pulau Sumatra. Setelah itu pada tahun 651M biksu I-Tsing menyebut kerajaan Sriwijaya sebagai wilayah Melayu.

Belum lagi sejarah Kakawin Nagarakretagama atau juga disebut dengan nama Kakawin Desyawarnana dari Kerajaan Majapahit, tentang sejarah Negeri Melayu sebenarnya pernah masuk dalam kekuasaan Kerajaan Majapahit. Kakawin Nagarakretagama juga memberikan informasi tentang kerajaan sebelumnya, yaitu Kerajaan Singasari.

Bagi sebagian besar rakyat Malaysia, Sumatra merupakan bagian yang tak bisa dipisahkan. Seperti halnya orang-orang Taiwan menganggap mainland China sebagai induk mereka, begitu pula masyarakat Malaysia memandang Sumatra. Pulau yang dijuluki dengan sebutan Suwarnadwipa (yang berarti Pulau Emas atau Suwarnabhumi atau tanah yang didukung), merupakan asal nenek moyang sebagian besar orang Melayu Semenanjung.

Sebagai contoh terbentuknya Negeri Sembilan di Semenanjung, sejarah awal daerah ini dibentuk oleh perantau Minangkabau yang berniaga di wilayah tersebut dan menjadikan suatu pemukiman pada masa kejayaan Kesultanan Melaka. Negeri Sembilan adalah satu diantara negara bagian dalam federasi Malaysia yang terletak di Semenanjung Malaya berbatasan dengan Selangor di Utara, Pahang di Timur, Johor di Tenggara, Melaka di Selatan, dan Selat Melaka di Barat.

Juga sejarah berdirinya Kesultanan Malaka oleh Prameswara yang berasal dari Palembang (Anak dari Raja Sriwijaya). Parameswara melarikan diri dari kejaran pasukan Majapahit karena mendeklarasikan berdirinya dinasti Mauli dan berencana mendirikan kerajaan baru di wilayah Dhamasraya. Kemudian Parameswara mendirikan Kerajaan Malaka pada tahun 1402, yang sebelumnya beliau menetap di Tumasik (sekarang Singapura). Parameswara mengubah namanya menjadi Iskandar Syah setelah menganut agama Islam.

Kerajaan Malaka mencapai puncak kejayaan pada abad ke-15 dan menguasai jalur pelayaran Selat Malaka. Kesultanan Malaka yang dibanggakan oleh banyak pihak di Malaysia sebenarnya memiliki hutang Budi besar pada orang Jawa dan Aceh. Saat Malaka dikuasai oleh Portugis pada tahun 1511, Kesultanan Aceh dan Demak membantu Kerajaan Malaka. Demak memberikan bantuan dua kali. Pertama pada tahun 1513 Kerajaan Demak pada masa pemerintahan Raden Fatah mengirimkan 70 kapal yang dipimpin oleh Pati Unus dan 800 personil tewas. Dan bantuan kedua pada tahun 1521 bahkan lebih besar yaitu 375 kapal, Raden Fatah kembali memerintahkan penyerangan terhadap Portugis di Malaka. Serangan kedua dipimpin oleh Ratu Kalinyamat, cucu Raden Fatah. Namun, serangan kedua tidak juga berhasil, karena Portugis juga semakin kuat.

Selain suku Minang, orang-orang Palembang dan etnis Aceh-pun banyak yang menjadi asal nenek moyang Melayu Semenanjung. Itu sebagian bukti bahwa Semenanjung Medini / Semenanjung Malaya mempunyai sejarah tidak lebih awal dari pulau Sumatra. Belum lagi jika dibandingkan dengan sejarah pulau Jawa, pulau Sulawesi juga pulau-pulau lain di wilayah Indonesia sekarang.

Untuk melawan hegemoni sejarah Indonesia dan menunjukkan bahwa Melayu itu besar, orang Melayu Semenanjung yang terobsesi (Malaysia, taksub) tentang ke-Melayu-an menciptakan Konsep Alam Melayu / Konsep Mahawangsa Melayu. Belakangan konsep ini diketahui sebagai alat propaganda yang menggiring logika bahwa Semenanjung merupakan pusat peradaban Melayu. Hal itu membuat netizen orang Indonesia menganggap Konsep Alam Melayu sebagai dongeng atau ilusi semata.

Anggapan netizen Indonesia tidak bisa disalahkan, karena justru ada professor dari Malaysia (Prof Dr Solehah Yaacob) yang sering membuat kontroversi tentang sejarah Melayu. Diantara yang beliau katakan adalah bahwa Hikayat Hang Tuah itu nyata (padahal sejatinya hikayat itu adalah rekaan / fiksi), Nabi Adam turunnya di Gunung Jerai, Nabi Ibrahim dan Nabi Sulaiman pernah singgah di Semenanjung, dan masih banyak lagi hal kontroversi lainnya. Yang terakhir beliau katakan adalah bahwa Siti Khotijah istri Nabi Muhammad itu dari Alam Melayu.

Sebetulnya masih banyak tokoh-tokoh di Malaysia yang suka propaganda Konsep Alam Melayu. Pada akhirnya netizen Indonesia menganggap netizen Malaysia yang percaya akan dongeng / ilusi Konsep Alam Melayu sebagai yang mempunyai waham / delusi kebesaran Melayu.

Karena fakta sejarah itu dan bukti-bukti prasasti (Malaysia, batu bersurat) yang ada di wilayah Indonesia, maka Netizen Indonesia lebih unggul dalam berdebat mengenai sejarah. Netizen Indonesia mudah saja memberi bukti, sedang netizen Malaysia hanya bisa beralasan. Alasan itupun netizen Malaysia bilang sebagai bukti, hal itu semakin membuat netizen Indonesia menganggap bahwa netizen Malaysia kebanyakan mempunyai waham / delusi kebesaran Melayu.

Contoh perdebatan itu seperti masalah klaim budaya. Netizen Indonesia mengungkap fakta sejarahnya, netizen Malaysia hanya mengungkap keberadaaan budaya di masa modern sekarang. Alasan netizen Malaysia, dahulu Nusantara belum ada batasan Indonesia dan Malaysia. Padahal klaim budaya harus didasarkan pada fakta sejarah, hal ini yang tidak bisa masuk di logika kebanyakan netizen Malaysia. Kalau dikatakan dahulu di Nusantara belum ada batasan antara Indonesia-Malaysia, tapi kenyataan asal budaya-budaya itu sekarang masuk teritorial wilayah Indonesia.

Yang membuat netizen Indonesia merasa konyol pada netizen Malaysia kenapa ada perkataan asli Malaysia ? Sedang misal budaya Jawa (Batik, Wayang, Reog) atau Angklung budaya Sunda, dan lain-lain budaya suku-suku di Nusantara dikatakan sebagai budaya Melayu saja sudah salah. Karena Jawa, Sunda dan suku-suku lain di Nusantara mempunyai sejarah tersendiri yang lebih awal dari sejarah Melayu. Jadi budaya di Nusantara semua dikatakan budaya Melayu saja sudah salah, apalagi dikatakan asli Malaysia. Bukannya istilah Malaysia adanya baru pada tahun 1957 ?

Hal - hal seperti itu membuat netizen Indonesia semakin yakin bahwa ilusi Konsep Alam Melayu hanya untuk menggiring opini bahwa Nusantara adalah Alam Melayu, dan Melayu adalah Malaysia merupakan propaganda dari Malaysia yang sia-sia. Propaganda yang tidak bisa masuk di logika netizen Indonesia.

Berikut contoh mudah logika klaim budaya harus didasarkan pada fakta sejarah. Boleh saja Malaysia mengatakan seperti yang dikatakan bapak Ismail Sabri (mantan PM Malaysia) bahwa diaspora Malaysia ada dimana-mana. Dengan logika mereka dari ilusi Konsep Alam Melayu bahwa semua suku di Nusantara adalah Melayu dan Melayu adalah Malaysia. Orang keturunan Jawa di Suriname adalah diaspora Malaysia karena Jawa adalah Melayu dan Melayu adalah Malaysia.

Tapi pada kenyataan saat ini Malaysia kesulitan untuk mencari pemain sepak bola keturunan (Malaysia, warisan). Karena kenyataan sekarang teritorial itu masuk wilayah Indonesia. Suku-suku Jawa, Sunda, Bugis, Aceh, Melayu Asli, dan lain-lain suku di Nusantara sampai Papua itu adalah Indonesia bukan teritorial Malaysia. Alam Melayu hanya ilusi yang tidak bisa dibuktikan oleh sejarah, apalagi untuk masa modern sekarang yang sudah terbentuk teritorial antara Indonesia dan Malaysia.

 

https://id.wikisource.org/wiki/Kakawin_Nagarakretagama

Komentar Netizen Indonesia dan Malaysia dari beberapa chanel Youtube.

Nang Nayoko Aji, terlahir dengan nama NAYOKO AJI di Blora Jawa Tengah nama panggilan Aji, sewaktu kecil dipanggil Nanang. Sering karena banyak teman yang namanya juga Aji jadi dipanggil Nayoko. Masa kecil sampai Lulus SMA tinggal bersama orang tua di Kelurahan yang juga merupakan Kota Kecamatan Ngawen Kabupaten BLORA. Menyelesaikan pendidikan TK, SD, SMP di Ngawen, SMA di SMAN 1 Blora tahun 1990, DIII Teknik Mesin di Universitas Diponegoro Semarang tahun 1994, S1 Teknik Mesin di Universitas Muhammadiyah Surakarta tahun 1997. Berbagai pengalaman kerja dijalani mulai dari mengajar di STM BHINNEKA Patebon Kendal tahun ajaran 1998/1999. Staff Umum di Perusahaan Tambak dan Pembekuan Udang PT Seafer General Foods di KENDAL tahun 1999 – 2001. Mengelola Rental dan Pelatihan Komputer di Tembalang SEMARANG tahun 2002 – 2005. Staff sampai menduduki posisi Supervisor Regional Distribution Center / Kepala Gudang Wilayah di PT Columbindo Perdana / Columbia Cash and Credit tahun 2005 sampai PT tersebut bermasalah resign tanggal 1 April 2019.

Komentar

  1. Sudah saya baca dan semoga segera terselesaikan masalah klaim ini dan kebudayaan kita tetap terjaga keasliannya

    BalasHapus
  2. Fakta klaim produk budaya (local wisdom) tertentu perlu digelar pada forum konfrontasi regional antara kedua negara yang bersangkutan.

    BalasHapus
  3. Halusinasinya Nusantara adalah Alam Melayu, Melayu adalah Malaysia. Tetapi faktanya Malaysia terlalu kecil untuk bisa mengangkangi Indonesia.

    BalasHapus

Posting Komentar