Langsung ke konten utama

BEDA DI INDONESIA, KE MALAYSIA BEZA


 

Indonesia dan Malaysia merupakan bangsa serumpun (Nusantara) yang mempunyai kesamaan historis, kultur, budaya, bahasa dan sebagainya. Kesamaan irisan budaya juga terjadi karena di Malaysia banyak diaspora suku-suku yang berasal dari Indonesia. Kolonialisme yang mengakibatkan keduanya terpisah menjadi 2 negara sehingga dari kesamaan itu timbul juga perbedaannya.

Perbedaan itu timbul karena masyarakat Indonesia dan Malaysia berkembang dalam sejarah perjuangan berbeda hingga menimbulkan budaya kedua negara berbeda. Bahasa yang merupakan unsur budaya yang paling penting berkembang mengikuti budaya negara bangsa masing-masing. Menjadikan bahasa Indonesia dan bahasa Melayu Malaysia juga mengalami perkembangan yang berbeda.

Bahasa Melayu yang dituturkan baik di wilayah Indonesia maupun di wilayah Malaysia dalam pertumbuhannya dipengaruhi oleh corak budaya lokal daerah masing-masing, sehingga bahasa Melayu banyak macam dialek. Di Malaysia meskipun hanya berbeda dialek, bahasa Melayu sudah dituturkan oleh sebagian besar penduduk bumiputra. Sehingga perkembangan bahasa Melayu di Malaysia sesuai bahasa pasar percakapan sehari-hari. Beda kondisi di Indonesia yang mempunyai 718 bahasa daerah yang berbeda. Meskipun mempunyai bahasa daerah sendiri yang berbeda dengan bahasa Melayu,  sebelum kemerdekaan banyak juga masyarakat Indonesia non Melayu yang sedikit mengerti percakapan bahasa Melayu, karena bahasa Melayu dipakai sebagai bahasa perhubungan antar suku di Nusantara dan sebagai bahasa perdagangan, juga sebagai bahasa yang digunakan terhadap para pedagang yang datang dari luar Nusantara (lingua franca) sejak abad ke-7 M.

Karena kondisi dan keberagaman masyarakat di Indonesia itu, bahasa Melayu dipilih untuk sengaja dicipta menjadi bahasa kebangsaan dan bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia berakar dari bahasa Melayu tingkat tinggi rujukan dari Raja Ali Haji. Raja Ali Haji lahir pada tahun 1809 di pulau Penyengat, daerah Riau-Lingga. Raja Ali Haji merupakan keturunan Melayu-Bugis. Sosoknya dikenal karena karya Gurindam 12 ciptaannya. Selain dikenal sebagai sastrawan, beliau juga merupakan ulama, ahli sejarah, cendekiawan, dan penulis terkenal yang memimpin kebangkitan sastra dan budaya Melayu pada abad ke-19. Beliau mendapat penghargaan Pahlawan Nasional 10 November tahun 2004 dengan gelar Bapak Bahasa Indonesia.

Dengan rujukan dari Raja Ali Haji, bahasa Indonesia adalah dialek Melayu Riau-Lingga yang telah di-Latinkan oleh Belanda sekitar tahun 1850 M. Pada masa Kerajaan Riau-Lingga, bahasa Melayu menjadi bahasa standar yang sejajar dengan bahasa-bahasa besar lain di dunia, yang kaya dengan sastra dan memiliki kamus ekabahasa. Bahasa Melayu campuran Riau-Lingga dan Belanda atau bahasa Melayu Hindia inilah yang sesungguhnya menjadi induk bahasa Indonesia.

Bahasa Indonesia dirancang dan dipantau perkembangannya oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa, atau Pusat Bahasa ditingkat Pusat dan Balai Bahasa ditingkat Propinsi). Badan Bahasa melakukan pengembangan, pembinaan, dan pelindungan di bidang bahasa dan sastra Indonesia yang utama melalui pendidikan. Beda kondisi di Malaysia yang masih mengijinkan sistem pendidikan vernakular, sehingga etnis Cina dan etnis Tamil bisa menggunakan bahasa asal negaranya sebagai bahasa pengantar.

Badan Bahasa dalam melakukan pengembangan, pembinaan, dan pelindungan di bidang bahasa dan sastra Indonesia menerbitkan Pedoman Resmi Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD), Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan beberapa program untuk pengembangan dan pembelajaran seperti Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI), Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA), dan lain-lain. Dengan itu pengembangan bahasa Indonesia mempunyai kaidah baku, pengajaran bahasa Indonesia dalam negeri dan untuk penutur asing juga terus berjalan. Bagaimana dengan di Malaysia?

Bahasa Indonesia dipakai sebagai bahasa pengantar kependidikan pada semua jenis dan jenjang kependidikan. Bahasa Indonesia telah membuktikan kemampuannya sebagai sarana penyebaran ilmu pengetahuan dan teknologi serta sarana alih pengetahuan dan alih teknologi di tingkat lembaga kependidikan tinggi. Bahasa merupakan salah satu faktor pendukung kemajuan suatu bangsa karena bahasa merupakan sarana untuk membuka wawasan bangsa (khususnya pelajar dan mahasiswa) terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang. Hal itu tidak bisa terjadi di Malaysia karena selain sistem pendidikan vernakular, bahasa Melayu di Malaysia juga tidak boleh dipakai untuk pengantar bidang sains dan matematika.

Keberhasilan bahasa Indonesia sebagai bahasa kebangsaan dan bahasa persatuan bisa dilihat melalui harmonisasi interaksi antar suku Indonesia dengan menggunakan bahasa Indonesia hingga menjadi bahasa yang aktif dituturkan. Dengan aktif dituturkan menjadikan bahasa Indonesia makin berkembang. Keharmonisan itu tidak terjadi dalam bahasa Melayu di Malaysia, bukan saja karena etnis Cina dan etnis Tamil yang bertutur menggunakan bahasanya sendiri. Orang Melayu di Malaysia juga masih bertutur dengan bahasa Melayu dialek daerah masing-masing.

Bahasa Indonesia juga berpeluang menjadi bahasa Internasional karena penyebaran bahasa Indonesia juga terjadi melalui berbagai hubungan Internasional berbagai forum, baik bilateral, regional maupun multilateral. Negara-negara mitra kerjasama Indonesia dari berbagai sektor seperti pariwisata, hubungan perdagangan, bidang pendidikan, budaya, dan lain-lain. Berbeda kondisi dengan di Malaysia, orang asing yang berkunjung ke Malaysia sering merasa tidak perlu belajar bahasa Melayu karena bahasa Inggris telah lazim digunakan oleh antar etnis di Malaysia.

Dari semua keberhasilan itu tentu berawal juga dari bagaimana kualitas dan menariknya bahasa itu digunakan. Bahasa Indonesia yang berakar dari dialek Melayu Riau-Lingga yang telah menjadi bahasa standar yang kaya dengan sastra dan bersinergi dengan keberhasilan Badan Bahasa menerapkan kaidah tata bahasa, ejaan dan pengembangan kosa kata menjadikan bahasa Indonesia memiliki keunggulan historis, hukum, dan linguistik. Tingkat kesalingpahaman atau mutual intelligibility bahasa Indonesia jauh lebih tinggi dibandingkan bahasa Melayu.

Kesalingpahaman bahasa Indonesia yang lebih tinggi itu karena jumlah kosa kata / istilah dalam bahasa Indonesia jauh lebih banyak dari bahasa Melayu. Juga tata bahasa, tata bentukan / penggunakan awalan dan akhiran, susunan kalimat yang efektif / Subyek Prediket Obyek Keterangan (SPOK), dan pembentukan kata serapan dalam bahasa Indonesia mempunyai kaidah baku. Kondisi tersebut tentu berbeda dengan di Malaysia karena belum ada kaidah baku bahasa Melayu untuk pengembangan dan pembinaan.

Dari beberapa perbedaan kondisi Indonesia dan Malaysia itu menghasilkan perkembangan bahasa Indonesia dan bahasa Melayu Malaysia yang berbeda pula. Hal itu bisa dilihat jika ada orang Indonesia dan Malaysia saling bertutur dengan dialek negara asal masing-masing, kualitas dan menariknya bahasa Indonesia nampak jelas dibanding bahasa Melayu Malaysia. Pernah ada pemberitaan yang diupload di channel YouTube dari situs pemberitaan di Malaysia tentang kecelakaan pesawat Airlines Malaysia pada 8 Maret 2014. Situs pemberitaan Malaysia tersebut menghadirkan reporter dari Indonesia yang diwawancarai oleh reporter dari Malaysia. Kedua reporter tersebut memakai bahasa masing-masing sehingga nampak jelas kualitas dan menariknya bahasa Indonesia dibanding bahasa Melayu Malaysia. Konten pemberitaan tersebut memancing komentar yang membanding-bandingkan antara bahasa Indonesia dan bahasa Melayu Malaysia sehingga konten tersebut sekarang sudah dihapus.

Kurang menariknya bahasa Melayu Malaysia karena terdengar banyak pengucapan yang mirip bahasa Inggris, pengucapan a di akhir kata diucapkan dengan eu. Kata serapan juga tidak memiliki kaidah baku, banyak kosa kata yang pengucapan sama seperti bahasa Inggris, hanya penulisannya saja yang berbeda. Contohnya kata televisyen, imigresyen, kualiti, integriti, dan lain-lain. Hal itu oleh warga negara Malaysia sendiri yang non Melayu dipandang norak dan kampungan.

Banyak contoh hal yang tidak baku dalam bahasa Melayu Malaysia. Tidak seperti semua hal baku dalam bahasa Indonesia yang telah dijelaskan diatas. Juga penggunaan hukum DM (Diterangkan Menerangkan) yang tidak konsisten. Contoh dalam Bahasa Indonesia kata pertama kali, orang Melayu Malaysia banyak yang menyebut kali pertama (hukum MD seperti dalam bahasa Inggris). Yang lebih pelik, ada beberapa kosa kata yang sama dalam bahasa Indonesia, tetapi mempunyai makna yang berbeda.

Dalam bahasa Melayu Malaysia ada ungkapan “Selamat datang ke Malaysia”, kalau di Indonesia “Selamat datang di Indonesia”. Kata "ke" dalam bahasa Indonesia digunakan untuk hal belum sampai tujuan atau belum jelas tujuan, sedang kata "di" digunakan untuk hal sudah sampai tujuan atau sudah jelas tujuan / alamat. Jadi dalam Bahasa Indonesia “Selamat datang ke Malaysia”, ini berarti belum sampai ke Malaysia atau belum jelas Malaysia mana?

Dengan adanya fakta perbedaan bahasa Indonesia dan bahasa Melayu Malaysia sehingga menimbulkan persepsi antara orang Indonesia terhadap bahasa Melayu Malaysia dan orang Malaysia terhadap Bahasa Indonesia juga berbeda. Karena banyaknya hal tidak baku dalam bahasa Melayu Malaysia sehingga orang Indonesia banyak berkelakar tentang hal yang tidak benar dalam bahasa Melayu. Sebaliknya orang Malaysia menganggap banyak hal tentang Bahasa Indonesia dianggap bahasa baku dari bahasa Melayu.

Ada anggota parlemen Malaysia yang menggusulkan istilah OPOSISI untuk menggantikan istilah PEMBANGKANG. Tapi mereka tidak tahu atau malu-malu mengatakan kalau kata OPOSISI itu serapan bahasa Indonesia dari bahasa Belanda OPOSITIE. Dikatakan kata OPOSISI itu kosa kata  bahasa Melayu baku.

Selain Bahasa, sejarah di Indonesia juga ada yang beda dengan sejarah di Malaysia. Sejarah di Indonesia diteliti lebih detail dan luas, karena di Indonesia banyak etnis. Sejarah di Malaysia banyak mengulas superioritas etnis Melayu. Ini menjadikan hal yang frontal dengan sejarah di Indonesia. Apalagi jika Malaysia menyatakan bahwa semua etnis di Nusantara adalah Melayu, tentu orang Indonesia mempertanyakan sejarah dari mana? Karena masing-masing etnis di Indonesia mempunyai sejarah sendiri-sendiri.

Diambil contoh Tamadun Kedah Tua Sungai Batu. Situs ini belum ada keputusan diakui dari Unesco. Berbagai pihak di Malaysia berbeda-beda dalam prediksi tahun berjayanya Tamadun Batu Kedah tersebut, ada yang menyebut 500 SM, 535 SM, 788 SM. Tamadun batu Kedah berupa batu bata merah. Batu bata merah jika di selaraskan dengan masa untuk satu kawasan Nusantara terjadi di masa kerajaan Majapahit (1293 – 1520 M), atau paling awal sebelum kerajaan Majapahit / kerjaan Singasari (1222 – 1292 M). Sedang di Cina, batu bata digunakan pada Abad ke-2 SM. Apa benar sejarah Tamadun Kedah Tua Sungai Batu melampau peradaban di Cina?

Kritik buat pemerintahan Malaysia, Indonesia mampu mengembangkan bahasa Melayu menjadi Bahasa Indonesia, berkuasa mengembangkannya di wilayah NKRI. Dan Indonesia optimis mampu melestarikan budaya dan Bahasa Melayu. Tak akan hilang Melayu di bumi. Yang menjamin tidak hilangnya budaya dan bahasa Melayu di wilayah Malaysia hanya bangsa Malaysia sendiri.

 

https://badanbahasa.kemdikbud.go.id/ 

https://lamanweb.dbp.gov.my/

 

Nang Nayoko Aji, terlahir dengan nama NAYOKO AJI di Blora Jawa Tengah nama panggilan Aji, sewaktu kecil dipanggil Nanang. Sering karena banyak teman yang namanya juga Aji jadi dipanggil Nayoko. Masa kecil sampai Lulus SMA tinggal bersama orang tua di Kelurahan yang juga merupakan Kota Kecamatan Ngawen Kabupaten BLORA. Menyelesaikan pendidikan TK, SD, SMP di Ngawen, SMA di SMAN 1 Blora tahun 1990, DIII Teknik Mesin di Universitas Diponegoro Semarang tahun 1994, S1 Teknik Mesin di Universitas Muhammadiyah Surakarta tahun 1997. Berbagai pengalaman kerja dijalani mulai dari mengajar di STM BHINNEKA Patebon Kendal tahun ajaran 1998/1999. Staff Umum di Perusahaan Tambak dan Pembekuan Udang PT Seafer General Foods di KENDAL tahun 1999 – 2001. Mengelola Rental dan Pelatihan Komputer di Tembalang SEMARANG tahun 2002 – 2005. Staff sampai menduduki posisi Supervisor Regional Distribution Center / Kepala Gudang Wilayah di PT Columbindo Perdana / Columbia Cash and Credit tahun 2005 sampai PT tersebut bermasalah resign tanggal 1 April 2019.

Komentar