Langsung ke konten utama

KESEDERHANAAN

 

Hari ke-23



Oleh : Nang Nayoko Aji

 

Kata sederhana artinya bersahaja atau tidak berlebih-lebihan.  Jiwa sederhana adalah suatu sikap yang tidak berpokok kepada kemewahan. Hidup sederhana berarti hidup sesusai dengan kebutuhan.

Kesederhanaan, merupakan salah satu sifat yang menjadi ciri khas kehidupan para nabi dan rasul, kekasih Allah, dan para wali beserta ulama yang kerap melakoni hidup dengan keshalehan. Bahkan, termasuk menifestasi dari kerendahan hati seseorang. Kesederhanaan dapat mengantarkan pelakunya terhindar dari kesombongan, keserakahan, merendahkan orang lain dan sifat tercela lainnya.

Sikap sederhana dalam Islam bermakna qonaah, yang artinya menerima keadaan dengan ikhlas, bersabar dalam kesusahan, dan bersyukur ketika diberi nikmat dan keberuntungan. Hidup ikhlas dan sederhana bukan berarti pasrah menerima takdir, tidak mau berusaha, bukan juga bermalas-malasan. Dalam pandangan Islam hidup sederhana berarti membebaskan segala ikatan yang tidak diperlukan dalam rangka meraih kebahagiaan dunia akhirat. Hidup ikhlas dan sederhana dilakukan dengan berniat, berusaha, ikhtiar sesuai kemampuannya dengan maksimal, serta diiringi dengan tawakal kepada Allah SWT.

Sederhana itu bijaksana. Lawan sikap sederhana adalah perbuatan boros yang diimbau agar dihindari setiap muslim. Sesungguhnya gaya hidup mewah dan perilaku boros bukan jalan yang tepat untuk mengangkat derajat manusia pada level kemuliaan. Tapi, justru menggiring pada kubangan terendah, tipu daya setan. Kemewahan yang dipertontonkan dihadapan manusia tidak lebih hanyalah kekalahan manusia itu sendiri.

Sederhana dan kesederhanaan bukan suatu yang hina dan kehinaan ataupun tidak selalu berhubungan dengan kesulitan ekonomi dan kemiskinan. Berbeda dengan kemiskinan, kesederhanaan merupakan suatu pilihan gaya hidup yang tidak menunujukkan kemewahan. Keputusan untuk menjalani hidup yang berfokus pada apa yang benar-benar berarti. Hidup dalam kesederhanaan menjauhkanmu dari sifat tamak dan iri. Pasalnya, kesederhanaan bakal memicu perilaku senantiasa bersyukur.

 

Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada tuhannya.(QS. Al-Isra’: 27)

 

#30harimenulis

#30haripunyanaskah

#siapataujadibuku

#alineakuchallenge

#alineakuwriter

#alineakuNayokoAji

#harike23

Nang Nayoko Aji, terlahir dengan nama NAYOKO AJI di Blora Jawa Tengah nama panggilan Aji, sewaktu kecil dipanggil Nanang. Sering karena banyak teman yang namanya juga Aji jadi dipanggil Nayoko. Masa kecil sampai Lulus SMA tinggal bersama orang tua di Kelurahan yang juga merupakan Kota Kecamatan Ngawen Kabupaten BLORA. Menyelesaikan pendidikan TK, SD, SMP di Ngawen, SMA di SMAN 1 Blora tahun 1990, DIII Teknik Mesin di Universitas Diponegoro Semarang tahun 1994, S1 Teknik Mesin di Universitas Muhammadiyah Surakarta tahun 1997. Berbagai pengalaman kerja dijalani mulai dari mengajar di STM BHINNEKA Patebon Kendal tahun ajaran 1998/1999. Staff Umum di Perusahaan Tambak dan Pembekuan Udang PT Seafer General Foods di KENDAL tahun 1999 – 2001. Mengelola Rental dan Pelatihan Komputer di Tembalang SEMARANG tahun 2002 – 2005. Staff sampai menduduki posisi Supervisor Regional Distribution Center / Kepala Gudang Wilayah di PT Columbindo Perdana / Columbia Cash and Credit tahun 2005 sampai PT tersebut bermasalah resign tanggal 1 April 2019.

Komentar

Posting Komentar